Mendidik
dan mengajar putri-putri Indonesia
penyandang tunarungu menjadi manusia Pancasila, ber-Tuhan, susila, cakap, sehat
dan terampil, mampu berperan serta dalam pembangunan masyarakat, sesuai dengan
peraturan pemerintah dan gereja Katolik.
Selasa, 16 Oktober 2012
Visi Misi
Visi :
Bersama Yesus Kristus dan dijiwai oleh semangat-Nya, seluruh karyawan
yang terlibat dalam Yayasan Dena-Upakara mengaktualisasikan Kerajaan Allah
dalam pelayanan cinta kasih kepada sesama, khususnya kepada yang tuli dan
kurang mendengar.
Misi :
●
SLB/B dan Asrama
Dena-Upakara untuk anak tunarungu siap sedia menanggapi kebutuhan aktual Gereja
dan masyarakat dalam pelayanan pendidikan bagi anak tunarungu secara
professional dan dalam suasana kekeluargaan.
●
Meningkatkan martabat
anak tunarungu secara profesional dan berkembang secara utuh.
●
Meningkatkan dan
mengembangkan komunikasi secara formal dan informal dengan semua pihak terkait
untuk mendukung penyelenggaraan pendidikan bagi anak-anak tunarungu.
Sejarah Singkat
Lembaga ini didirikan pada tanggal 15 Maret
1938 atas prakarsa Mgr. A. Hermus, direktur Lembaga Pendidikan Anak Tunarungu
St. Michielsgestel +Nederland pada
waktu itu. Sejak semula
lembaga ini mendidik dan mengajar anak tunarungu dengan cara oral. Murid-murid
dilatih untuk berbicara dengan bahasa lisan. Seperti masyarakat umum yang
berkomunikasi satu sama lain secara lisan, maka anak tunarungu yang didik di
Lembaga “Dena-Upakara” pun dilatih agar dapat berkomunikasi secara wajar
seperti masyarakat umum.
Anak-anak tunarungu “tidak berbahasa” sebagai akibat dari ketunarunguannya. Masyarakat
menyebutnya bisu. Mereka tidak mengenal lambang bunyi (bahasa) baik secara lisan maupun tulisan. Tetapi sebenarnya mereka
mempunyai banyak idea. Mereka tidak mampu mengungkapkan idea itu karena tidak
mempunyai sarana untuk mengucapkannya, yaitu : bahasa. Maka para pendidik
berupaya sekuat tenaga agar murid-murid menguasai bahasa yang bisa mereka
gunakan untuk mengungkapkan pikiran, perasaan dan kehendak mereka.
Bahasa yang akan mereka gunakan juga untuk
pengantar dalam mempelajari ilmu dan pengetahuan lainnya.
Mereka menempuh pendidikan di Lembaga
“Dena-Upakara” lewat jenjang pendidikan :
1. Taman Bermain (Play Group) : 1 tahun
2. Kelas Persiapan (TKLB) : 3 tahun
3. Kelas Dasar (SDLB) : 6 tahun
4. Kelas Kejuruan (SMPLB) : 3 tahun
5. Kelas Latihan Kerja (Sanggar
Kerja) : 1 tahun
Mulai Kelas III Sekolah
Dasar siswa diperkenalkan pelajaran Komputer.
Di kelas Kejuruan (SMPLB) para murid mendapat pendidikan ketrampilan :
1. Tata Busana
2. Tata Boga
3. Bordir
4. Merajut
5. Tata Rias Wajah dan Rambut
6. Mengetik dan Komputer
Sambil menunggu kesempatan untuk mendapatkan
pekerjaan di masyarakat setelah tamat, para lulusan baru dapat menggunakan
“Sanggar Kerja” “Dena-Upakara” yang diselenggarakan oleh Lembaga.
Setelah berpengalaman bertahaun-tahun para pendidik “Dena-Upakara” pun
mendorong dan mendukung para murid yang dapat berpadu ke sekolah umum dalam
pendidikan dan pengajaran bersama murid lain yang tidak cacat.
Ada banyak murid yang lulus
SDLB mengikuti pendidikan di SLTP umum. Semuanya itu dipertimbangkan dari
berbagai segi yang menyangkut kemampuan anak, lingkungan keluarga dan
masyarakat
Langganan:
Postingan (Atom)